Sejarah Pentakosta
Senin, 03 Maret 2014
Tokoh-Tokoh Kristen Penentang Trinitas
Posted on March 21, 2013 by islamthis

Sebelum Yesus lahir, wilayah Yerusalem dijajah oleh imperium Romawi yang agamanya beraliran politeisme. Karena sebagai penduduk yang terjajah, bangsa Yahudi Essenes yang masih taat berpegang pada hukum-hukum Taurat Musa, tidak mampu mengembangkan ajaran agamanya di tengah-tengah masyarakat. Sedangkan Yahudi Farisi dan Saduki memakai agamanya dalam bentuk formalitas saja, dan sikap hidupnya selalu menyalahi hokum-hukum taurat.
Ketika Yesus mendapat tugas menyampaikan risalah Tuhan, dia selalu memperingatkan penyelewengan Yahudi Farisi dan Saduki. Oleh karena itu dua kelompok ini sangat membenci Yesus dan ingin membunuhnya. Untuk melaksanakan niat jahat itu, mereka menghasut penjajah Romawi, bahwa Yesus adalah tokoh pemberontak yang ingin menjadi raja Yahudi, dan ingin membebaskan bangsanya dari pendudukan imperium Romawi. Dengan bantuan kedua kelompok Yahudi itu, tentara Romawi berusaha menangkap Yesus dan membinasakan pengikutnya.
Setelah Yesus tiada, para muridnya menyebarkan ajarannya secara meluas ke tengah-tengah masyarakat yang sudah terpengaruh oleh kepercayaan politeisme. Yang kemudian melahirkan dua kelompok penganut Yesus. Pertama, yang betul-betul mengikuti ajaran Yesus secara murni, tanpa dicampuri oleh kepercayaan politeisme. Mereka berkeyakinan bahwa satu-satunya Tuhan hanyalah Allah, dan Yesus adalah manusia biasa utusan Allah. Kelompok ini lebih dikenal dengan sebutan Unitarian. Kedua, mengikuti ajaran Yesus yang telah disebarkan oleh para muridnya, tetapi masih sulit meninggalkan kepercayaan politeisme yang sudah mendarah daging pada diri mereka. Akhirnya mereka mengkultuskan Yesus sebagai penyelamatnya, bahkan diangkat menjadi Tuhannya. Kelompok ini dipelopori oleh Paulus (Saulus) yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan Kristen Trinitas.
Proses kepercayaan kelompok kedua ini sudah menjadi fenomena biasa bagi yang mudah kita jumpai di mana-mana. Perjalanan kepercayaan Kristen Trinitas periode pertama, mendapatkan tantangan hebat dari kelompok Kristen Unitarian, yaitu sekte Kristen yang berkeyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang patut disembah, dan Yesus adalah manusia biasa yang diberi tugas oleh Allah untuk menyampaikan ajaran-ajaranNya, dengan dibekali beberapa Mukjizat. Berkat bantuan imperium super power Romawi yang juga beragama politeisme itu, agama Kristen Trinitas cepat menyebar luas ke beberapa negara. Sedangkan beberapa ribu penganut Unitarian disiksa dan dibunuh. Di antara tokoh-tokoh Unitarian tersebut adalah :
IRANAEUS (130 – 200 M)
Ketika Iraneus lahir, agama Kristen yang berpusat di Antiokia telah menyebar ke Afrika Utara sampai ke Spanyol dan Perancis selatan. Uskup Lyon yang bernama Pothinus pernah menyuruh Iranaeus membawakan surat petisinya ke Paus Eleutherus (174 189 M) di Roma. Dalam petisi itu, Pothinus memohon agar Paus menghentikan pembunuhan terhadap orang-orang Kristen yang menolak doktrin Trinitas. Disaat Iranaeus masih berada di Roma, dia mendengarkan berita pertikaian antar kelompok Kristen yang mengakibatkan Uskup Pothinus terbunuh. Setelah pulang ke Lyon, dia menjadi uskup menggantikan Pothinus.
Tahun 190 M, dia menulis surat kepada Paus Victor I (189 – 198 M) untuk menghentikan pembunuhan terhadap orang-orang Kristen yang berbeda keyakinan. Kerusuhan antar kelompok terulang lagi, dan pada tahun 200 M, dia dibunuh kelompok Trinitas yang dipelopori Paus Victor.
Iranaeus meyakini bahwa Yesus bukanlah Tuhan, melainkan manusia biasa yang diutus oleh Allah. Dia melontarkan kritik tajam terhadap Paulus, dan menudingnya sebagai orang yang bertanggung jawab atas penyusupan ajaran-ajaran politeisme dan filsafat Plato ke dalam agama Kristen. Dalam menyampaikan ajaran yang diyakininya, Iranaeus sering mengutip ayat-ayat yang termaktub dalam injil Barnabas.
TERTULIAN (160 – 220 M)
Tertulian berasal dari Kartago, kemudian dia menjadi tokoh Gereja Afrika. Dia adalah seorang Unitarian yang mengidentikkan Yesus dengan Mesiah dalam agama Yahudi. Beliau menentang Paus Calixtus (217 – 222 M) yang mengajarkan bahwa dosa besar itu bisa diampuni setelah melakukan taubat secara kanonik.
Di antara pernyataan Tertulian masih tercatat sampai sekarang adalah: ”Mayoritas manusia berpendapat bahwa Yesus adalah manusia biasa”. Dialah yang mula-mula memperkenalkan istilah Trinitas dari bahasa Latin sewaktu membahas doktrin yang dipandangnya aneh itu. Sebab istilah seperti itu tidak pernah dijumpai dalam kitab suci.
ORIGEN (185 – 254 M)
Origen lahir di Iskandariah, Mesir. Bapaknya, Leonidas, mendirikan pusat pendidikan teologi, dan menunjuk Clement sebagai kepalanya. Gereja Paulus (Trinitas) sangat membenci Leonidas, karena menganut ajaran Unitarian yang disebarkan oleh murid-murid Yesus (Apostolic Christianity), dan menolak ajaran-ajaran Paulus. Oleh karena itu pihak gereja Paulus membunuhnya pada tahun 208 M. Peristiwa itu sangat menggores di hati Origen, dan ia ingin mempertaruhkan nyawanya untuk menuntut kematian ayahnya, namun dicegah oleh ibunya.
Gurunya, Clement, merasa terancam dan meninggalkan Iskandariah. Karena ayahnya terbunuh dan gurunya meninggalkan dia, Origen menggantikan Clement sebagai kepala sekolah teologi. Dalam kedudukannya yang baru itu, dia terkenal sebagai cendekiawan yang berani. Kesalehan dan semangatnya yang tinggi diilhami oleh sebuah ayat yang termaktub dalam kitab Matius 19;12 yang berbunyi:
“Ada orang yang tidak dapat kawin karena memang ia lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena kerajaan Sorga. Siapa yang dapat, mengerti hendaklah mengerti”.
Pada tahun 230 M Origen menjadi pengkhotbah di Palestina. Tetapi Uskup Demerius memecat dan membuangnya. Dia pergi ke Caesarea dan membangun pusat pendidikan yang sangat terkenal di kota itu. Konsili Iskandaria tahun 250 M menjatuhkan kutukan kepada Origen. Dia ditangkap dan menjalani siksaan sampai menemui ajalnya tahun 254 M, karena menolak doktrin Trinitas. Origen berkeyakinan, Allah adalah Maha Agung dan Yesus adalah hambaNya yang derajatnya tidak sebanding dengan Tuhannya.
Dia dikenal sebagai ahli sejarah gereja yang termashur. Sejak muda sampai akhir hayatnya terkenal keberaninnya. Memiliki sifat-sifat terpuji sebagai guru kebenaran dan sangat dicintai oleh murid-muridnya. Ilmu pengetahuannya sangat luas, yang tidak ada duanya di kalangan Kristen saat itu. Dia pernah menulis kurang lebih enam ratus risalah dan makalah.
DIODORUS
Diodorus adalah uskup di Tarsus, kota kelahiran Paulus. Dia termasuk salah satu tokoh Kristen Antiokia. Dia berpendapat, alam semesta ini selalu dalam perubahan. Proses perubahan itu pasti ada periode awalnya yang berasal dari yang Maha Abadi dan Maha tidak Berubah. Yang Maha Abadi itulah sang Pencipta yang Maha Esa. Diodorus menegaskan, Yesus itu berkodrat manusiawi baik ruhani maupun jasmani, dan sama sekali tidak memiliki kodrat Ilahi (Tuhan)
LUCIUS (Wafat 312 M)
Di samping terkenal sebagai ahli teologi yang menguasai bahasa Ibrani dan Yunani, dia pun sebagai tokoh yang sangat taat kepada Allah. Dia berada di luar lingkungan Gereja sejak tahun 220 M sampai tahun 290 M. Kesalehan dan luasnya ilmu pengetahuan yang dimilikinya, mengundang kekaguman banyak orang. Perguruan di Antiokia yang dipimpinnya, melahirkan aliran Arianisme yang dicetuskan oleh muridnya yang bernama Arius.
Dalam memahami kitab sucinya, dia berpegang pada penafsiran dari segi tata bahasa beserta pengertiannya secara lahiriah dan kritis. Dia menentang penafsiran yang diambil dari pengertian simbolik dan allegoris.
Lucius berpendapat, adanya pertentangan paham yang sangat tajam di tubuh Gereja telah membuktikan, bahwa orang-orang Kristen berpedoman pada ajaran yang bersumber dari tradisi tulisan dan mengesampingkan tradisi lisan. Padahal Yesus atau para muridnya tidak pernah mencatat ajaran Yesus. Sedangkan tradisi tulisan berasal dari orang-orang yang tidak pernah menjadi murid Yesus. Tragedi ini menunjukkan, ajaran Yesus begitu cepat lenyap disebabkan kekacauan isi ajaran yang berkembang sampai penghujung abad ketiga Masehi.
Lucius merevisi Septuaginta, yakni naskah Alkitab berbahasa Yunani. Dia membuang sekian banyak perubahan-perubahan yang disisipkan ke dalam Alkitab, ketika disalin ke dalam bahasa Yunani. Dia berkeyakinan bahwa Yesus itu bukan Tuhan, melainkan hamba Allah. Karena tetap mempertahankan keyakinan seperti itu, maka dia ditangkap dan disiksa sampai mati pada tahun 312 M.
ARIUS (925- – 336 M)
Kehidupan Arius sangat erat kaitannya dengan Constantin, kaisar imperium Romawi. Sehingga kita tidak bisa memahami sejarah kehidupan salah satunya, tanpa memahami orang satunya lagi. Kisah Constantin menaruh perhatiannya kepada gereja berawal dari kekhawatirannya terhadap kedudukannya di Roma. Kaisar ini merasa cemburu terhadap putra mahkota bernama Crispus. Putra ini sangat termashur, karena posturnya yang menawan dan sikapnya yang ramah, disertai keberaniannya di medan pertempuran. Agar namanya tetap bertahan sebagai figure kaisar Romawi, dan tidak tenggelam oleh ketenaran nama putra mahkotanya, maka Constantin membunuh Crispus. Kematiannya menimbulkan duka rakyat Romawi. Di balik pembunuhan itu, ada berita bahwa ibu tiri putra mahkota itu menginginkan putra kandungnya sendiri yang akan menjadi kaisar, sehingga dia berniat untuk menghabisi Crispus. Akhirnya Constantin menjatuhi hukuman mati kepada ibu tiri itu dengan membenamkannya ke dalam air mendidih. Para pendukung permaisuri yang mati itu bergabung dengan para pecinta putra mahkota menuntut atas kematian kedua orang itu. Constantin dalam posisi tersudut dan meminta bantuan pendeta kuil Yupiter di Roma. Tetapi para pendeta itu mengatakan, tidak ada kebaktian atau korban yang bisa menghapus dosa pembunuhan yang telah dilakukannya. Suasana yang tegang di Roma membikin dia tidak tentram, sehingga Constantin pergi ke Bizantium.
Setelah tiba di sana, dia mengubah nama kota di pinggir selat Bosporus itu sesuai dengan namanya, Constantinopel. Di tempat baru itulah dia melihat perkembangan gereja Paulus sangat menakjubkan. Constantin mendapat pelajaran, bahwa bila dia mau bertobat dan mengakui dosanya di Gereja, maka dosa itu akan diampuni. Kesempatan ini dipergunakan sebaik-baiknya untuk membersihkan nama dan tangannya yang telah dikotori lumuran darah dua pembunuhan dan keputusan-keputusan jahat selama dia berkuasa. Setelah merasa terbebas dari beban dosa, dia pun mencurahkan pikirannya untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh imperiumnya. Dia melihat adanya kemungkinan memperalat gereja untuk meraih tujuannya dan menunjukkan loyalitasnya, dengan cara memberi kebebasan kepada Gereja untuk berkembang, yang sebelumnya telah ditindas dan dibinasakan oleh Kaisar Diolektianus (284 – 305 M). Berkat dukungan Constantin inilah perkembangan gereja semakin kuat dan pesat. Sebaliknya dia mendapatkan keuntungan yang besar, karena wilayah sekitar Laut Tengah dipenuhi oleh Gereja, yang pemeluknya dapat dipergunakan untuk mendukungnya di medan perang. Bantuan pendeta merupakan factor yang sangat penting untuk menyatukan Eropa dan Timur Tengah di bawah kekuasaan Constantin. Karena rasa terima kasih kepada Gereja di satu sisi, dan ingin menyudutkan para pendeta kuil Yupiter di Roma yang tidak mau membantunya, pada sisi lainnya, dia mengajak Uskup Roma untuk membangun gereja yang besar dan megah di kota Roma. Dari posisi terjepit di kota itu, agama Kristen kemudian diberi fasilitas-fasilitas yang luar biasa oleh Constantin. Di samping itu dia membiayai pembangunan gereja yang besar dan megah di bukit Zion, Yerusalem.
Walaupun dia telah memberikan bantuan besar dan masuk agama Kristen, tetapi dia belum pernah dibaptis, sebab pengaruh agama Paganisme yang menyembah dewa Yupiter dan dewa-dewi lainnya masih sangat dominan. Oleh karena itu Constantin bersikap menjaga keseimbangan, yang kadangkala dia menampakkan diri seakan-akan sebagai pemuja dewa itu. Sikap seperti itu berlangsung cukup lama sampai meledaknya pertentangan di tubuh Kristen, antara sekte Pauline Church (Gereja Paulus) yang bertuhan Trinitas dengan sekte Apostolic Church (Gereja Rasuli) yang menganut paham Unitarian.
Tokoh terkemuka sekte Unitarian waktu itu adalah Arius, salah seorang Dewan Gereja yang sangat terkenal dalam sejarah dunia Kristen. Dia lahir di Libya dan belajar di perguruan Antiokia yang dibina oleh Lucius. Ia merupakan kekuatan baru bagi gereja rasuli yang menghidupkan dan mempertahankan ajaran Yesus yang murni, dengan semboyan: ”Ikutilah Yesus menurut yang diajarkan olehnya”, serta menentang ajaran-ajaran Kristen yang diciptakan oleh Paulus. Keagungan nama Arius pada masa itu dapat dilihat dari namanya yang sampai sekarang disinonimkan dengan sekte Unitarianisme, yakni aliran yang meyakini bahwa satu-satunya Tuhan hanyalah Allah, dan Yesus adalah hamba dan utusan Allah.
Gereja Paulus menerima pukulan telak dari pihak Arius. Mereka mengakui, Arius bukan hanya seorang ahli perencana saja, melainkan juga sebagai orang yang jujur dan tidak pernah melakukan perbuatan tercela. Pada saat Tradisi Lisan (oral tradition) – yang mempertahankan ajaran Yesus – mulai lumpuh, dibarengi dengan pemahaman Tradisi Tulisan semakin menyimpang jauh, maka Arius tampil dengan segala keberanian dan kegigihannya mempertahankan ajaran Yesus yang telah disampaikan oleh para muridnya secara murni, serta menentang persekutuan pihak gereja dengan kaisar Constantin.
Arius adalah murid Lucian yang paling keras mengecam gereja Paulus. Oleh karena itu dia selalu diincar pembunuhan oleh aliran Trinitas. Arius menyadari akan bahaya yang mengancam jiwanya. Walaupun riwayat hidup masa mudanya tidak begitu jelas, tetapi dia tercatat menjadi tokoh gereja Becaulis Iskandariah.
Sampai pada masa Konsili Nicea tahun 325 M, perbedaan keyakinan di kalangan Kristen sangat beragam, karena kepercayaan di kalangan Kristen sangat beragam. Karena kepercayaan berdasarkan kemauan dan pilihan masing-masing individu. Sebelum gereja mendapatkan kebebasan dari imperium Romawi, perbedaan keyakinan itu menimbulkan pertentangan sengit, yang pada akhirnya mengakibatkan pertikaian antar kelompok Kristen. Bahkan sering terjadi penangkapan, penyiksaan, malah pembunuhan gelap.
Ketika Constantin menjalin aliansi dengan gereja, terjadilah perubahan dramatis. Meskipun waktu itu Constantin masih menjabat kepala negara yang penduduknya mayoritas menganut Paganisme, tetapi secara terbuka memberi bantuan kepada gereja, yang pada masa itu mungkin perbedaan antara Pauline Church dengan Apostolic Church belum begitu tajam. Dengan demikian, agama Kristen memperoleh kedudukan baru di bawah naungan kaisar Romawi. Bagi kebanyakan orang, perkembangan Kristen seperti ini menimbulkan masalah politik. Sebagian orang yang dulunya menentang agama itu, berbalik mendukungnya karena mendapat tekanan dari pemerintah. Oleh karena itu mereka memeluk agama Kristen bukan karena panggilan hati nuraninya, melainkan karena tujuan-tujuan tertentu. Perubahan situasi itu sangat menguntungkan pihak Kristen. Gereja Paulus dan Gereja Rasuli masing-masing berkembang pesat ke seluruh wilayah imperium Romawi, mengakibatkan pertentangan kedua sekte itu semakin tajam di setiap daerah.
Constantin yang pada waktu itu masih belum memahami agama Kristen, hanya ingin mendapatkan keuntungan politis bila tercipta kesatuan gereja yang tunduk padanya, dan berpusat di Roma, bukan Yerusalem. Ketika para jemaat gereja Rasuli (Apostolic Church) menolak untuk memenuhi keinginan kaisar itu, Constantin berusaha melakukan tekanan-tekanan terhadap mereka. Tetapi setiap tekanan itu tidak mendatangkan hasil yang diharapkan. Para jemaat gereja Rasuli yang menganut faham Unitarian itu tetap menolak untuk tunduk kepada Uskup Roma.
Pertentangan semakin tajam mengenai pokok-pokok keyakinan di dalam agama Kristen. Sementara itu doktrin Trinitas telah diterima sepenuhnya oleh pihak-pihak tertentu dalam dunia Kristen. Sedangkan pihak Donatus, Melitus, terutama Arius menentang doktrin tersebut. Setelah lebih dari dua abad, doktrin itu menjadi bahan perdebatan, tidak ada pihak yang bisa memberikan penjelasan dan penafsiran yang memuaskan. Karena banyak fihak yang menentangnya, semakin banyak membutuhkan penjelasan dan definisi dogma itu. Pihak gereja harus memberikan definisi tentang kodrat kemanusiaan dan kodrat ketuhanan Yesus. Serta memberikan penjelasan mengenai hubungan oknum yang satu dengan oknum lainnya dalam Trinitas. Gereja harus menunjukkan definisi yang akurat mengenai hubungan ketuhanan Yesus dengan perawan Maria, ibunya. Karena setiap orang Kristen selalu dihadapkan pada sekian banyak problem dogma Trinitas, maka surat pertanyaan yang dikirim kepada pihak Paus di Roma semakin menggunung.
Surat jawaban dari Paus ternyata tidak bisa memberikan kepuasan bagi semua pihak. Arius tampil mengajukan tantangannya kepada pihak Paus untuk memberikan definisi yang logis dan rasional mengenai doktrin Trinitas. Arius sendiri memberikan penjelasan sebagai berikut:
“Jika Yesus itu sebagai anak Tuhan, berarti Bapa (Allah) harus ada terlebih dahulu dari pada Yesus. Justru sebelum ada anak (Yesus), harus ada jarak waktu. Dalam jarak waktu itu sang anak belum ada. Dengan demikian sudah pasti, bahwa anak (Yesus) itu dicipta oleh Allah dari esensi yang sebelumnya tidak ada. Oleh karena itu Yesus tidak sama dengan Bapa (Allah)”.
Kalangan gereja Trinitas merasa terjungkal. Patriarch Alexander mengundang dewan gereja untuk mempersoalkan pendapat Arius itu. Sekitar seratus uskup dari Mesir dan Libya menghadiri undangan itu untuk meminta pertanggung jawaban dari Arius. Untuk mempertahankan keyakinannya, Arius mengajukan argumentasi yang tidak bisa dibantah sebagai berikut:
“Ada suatu tempo, yang di dalam tempo waktu itu Yesus belum ada, sedang Allah bersifat Maha Dulu dan Maha Abadi. Karena Yesus adalah makhluk Allah, maka dia bersifat fana (tidak kekal), dan sudah tentu tidak memiliki sifat abadi. Karena Yesus itu makhluk, maka dia termasuk obyek bagi perubahan seperti makhluk berakal lainnya. Karena hanya Allah saja yang tidak berubah, maka Yesus bukanlah oknum Tuhan”
Di samping menggunakan logika, dia pun mengukuhkan argumentasinya dengan mengutip ayat-ayat Alkitab untuk membantah doktrin Trinistas seperti :
“Jika Yesus sendiri telah mengatakan: “Bapa lebih besar dari pada aku” (Matius 14:28), bagaimana kita bisa percaya bahwa Allah dan Yesus itu sama? Kepercayaan seperti itu sangat bertentangan dengan sabda Yesus sendiri di dalam kitab suci”
Pendapat Arius ini tidak bisa dibantah oleh semua uskup yang hadir pada sidang itu. Tetapi Patriarch Alexander, dengan menggunakan kekuatan jabatannya, menjatuhkan vonis “Hukuman Pengucilan Gereja” terhadap Arius.
Dalam tradisi gereja, siapa yang mendapat hukum pengucilan, tumpahan darahnya menjadi halal. Dan pembunuhnya akan mendapatkan surga, karena telah berjasa membasmi pembawa ajaran sesat. Tetapi Arius mempunyai banyak pengikut yang pengaruhnya sangat luas, dan tidak dapat dianggap enteng oleh pihak gereja Trinitas, apalagi para uskup Wilayah Timur tidak membenarkan vonis Patriarch Alexander itu.
Pertentangan masalah keyakinan ini semakin memuncak. Alexander berada pada posisi yang terjepit, bahkan sangat kecewa karena para uskup wilayah timur mendukung Arius. Terutama Eusebius Nicomedia (mati 342 M) sahabat Arius yang sangat berpengaruh di istana Constantinopel, dan Eusebius Caesarea (260 – 340 M) memberikan dukungan yang sangat besar kepada Arius. Dua orang ini dan Arius adalah murid Lucian. Pembunuhan gelap terhadap guru mereka, membuat hubungan ketiga murid itu semakin erat.
Sampai sekarang kita bisa melihat surat Arius yang dikirim kepada Eusebius Constantinopel, setelah dia dijatuhi vonis “hukuman pengucilan” dari Alexander. Di antara surat itu berbunyi: ”Kami dihukum karena menyatakan, Yesus itu mempunyai permulaan, sedangkan Allah tidak mempunyai permulaan”
Catatan mengenai pertentangan tajam waktu itu, sangat sedikit sekali yang bisa kita jumpai. Surat-surat yang masih selamat, menunjukkan, Arius tabah mempertahankan ajaran Yesus yang murni dan yang bebas dari perubahan, dan sama sekali tidak menghendaki perpecahan dalam Kristen. Sedangkan kumpulan surat-surat Alexander memperlihatkan, penggunaan bahasa yang tidak sopan terhadap Arius dan para pendukungnya. Di antara surat-surat itu Alexander pernah menulis sebagai berikut: “Mereka sudah dikuasai iblis yang merasuk dalam diri mereka. Mereka adalah tukang sulap dan penipu yang cerdik merayu. Mereka kelompok penyamun yang hidup dalam persembunyian, yang siang malam mengutuki Kristus… mereka mendapatkan banyak pengikut dengan memperalat wanita tunasusila”.
Surat yang bernada kasar itu membangkitkan kemarahan Eusebius. Beliau mengundang uskup-uskup wilayah timur untuk menjelaskan duduk persoalannya. Pertemuan para uskup itu menghasilkan keputusan untuk mengirim surat pada seluruh uskup wilayah timur dan barat, agar mendesak Patrirrch Alexander untuk mencabut hukuman yang dijatuhkan kepada Arius. Alexander mau mencabut vonisnya, asalkan Arius mau tunduk kepadanya. Syarat itu ditolak oleh Arius, dan ia pergi ke Palestina untuk membina jemaat Kristen di tempat iru. Alexander mengirimkan surat kecaman terhadap Arius dan Eusebius kepada seluruh pelayan-pelayan gereja Katolik. Alexander menuduh, Eusebius mendukung Arius bukan karena keyakinan yang dianut oleh Arius, melainkan disebabkan oleh kepentingan ambisius.
Kaisar Constantin melihat situasi dalam Kristen semakin memburuk. Dia terpaksa turun tangan dengan mengirimkan surat kepada kedua pihak. Kaisar itu sangat mengharapkan kesatuan pendapat dalam agama. Karena hal itu akan menjamin stabilitas daerah yang dikuasainya. Dia meminta keduanya melupakan masalah yang dipertentangkan.
Sementara itu terjadi persengketaan antara Constantin dengan saudara iparnya, Lucianus, yang menguasai wilayah Tracia. Dalam pertempuran tahun 324 M. Lucianus tewas. Karena dia termasuk pendukung Arius, kematiannya mengakibatkan posisi Arius mengalami kemunduran. Sekalipun Constantin memenangkan peperangan, tetapi dia tidak mampu membendung kerusuhan yang melanda beberapa wilayah Romawi. Kaisar tidak mempunyai jalan lain, kecuali dengan cara mengundang seluruh uskup untuk menyelesaikan persoalan rumit itu. Posisi dirinya yang masih menganut faham Paganisme, bisa menguntungkan dia, karena tidak termasuk pengikut salah satu sekte Kristen, dan bisa menjadi pemimpin sidang dan penengah yang tidak memihak. Constantin direstui oleh para uskup untuk menjadi pemimpin sidang, karena tidak ada pihak yang menyetujui sekte lain memimpin sidang itu. Sidang para uskup tahun 325 Masehi yang dipimpin oleh Constantin itu terkenal dengan sebutan Konsili Nicea.
Anggota sidang gereja sedunia yang pertama kali kebanyakan terdiri dari para uskup yang masih lugu, jujur dan berpegang teguh pada keyakinan yang dianutnya. Di saat itulah secara mendadak mereka harus berhadapan dengan tokoh-tokoh yang menguasai filsafat Yunani. Sehingga mereka tidak bisa memahami ungkapan-ungkapan filosofis yang didengarnya. Sebaliknya, mereka kehilangan kemampuan untuk mengungkapkan pendapatnya, apalagi harus menghadapi argumentasi pihak lain yang berdasarkan logika. Oleh karena itu, mereka harus memilih salah satu dari dua pilihan, bertahan pada keyakinannya secara diam-diam, atau menyetujui apa saja yang diputuskan oleh pemimpin sidang.
Wakil-wakil dari pihak gereja Paulus (Trinitas) yang mempertahankan Tiga Oknum, ternyata mereka mampu menunjukkan Dua Oknum, yakni Bapa Allah dan Anak (Yesus). Mereka tidak berdaya untuk mencari dalil dari Alkitab bahwa Roh Kudus itu adalah salah satu dari oknum Tuhan.
Para uskup murid Lucian seperti Arius, dengan mudah menyudutkan pihak gereja Paulus dari masalah satu ke persoalan yang lain dalam Trinitas. Pihak Unitarian mengakui, di dalam Alkitab, Yesus memanggil Allah dengan kata “Bapa” dan menyebut dirinya dengan kata “Anak”, tetapi mereka menunjukkan kepada lawannya mengenai sabda Yesus yang berbunyi: “Dan janganlah kamu memanggil Bapa kepada seorang pun di dunia ini, karena satu saja Bapa kamu, yaitu yang ada di Sorga” (Matius 23:9)
Dengan demikian oknum anak itu bukan hanya satu, bukan Yesus saja, melainkan berjuta-juta manusia!!
Pihak Trinitian tidak mampu mematahkan argumentasi pihak Unitarian, sebab kepercayaan terhadap doktrin Trinitas yang diyakini oleh mereka tidak berdasarkan pada kitab Injil. Dengan susah payah mereka berusaha ingin membuktikan bahwa Bibel telah menyatakan “Yesus itu bayangan Allah yang Maha Benar”. Pihak Unitarian menjawab: “Kita sebagai manusia adalah bayangan dan kemegahan Tuhan. Jika dikatakan bahwa bayangan Allah adalah Tuhan, berarti seluruh manusia itu adalah Tuhan!!!”.
Perdebatan dalam sidang semakin meruncing, dan semua pihak merasa pesimis terhadap hasil sidang itu. Pada akhirnya masing-masing pihak saling mengharapkan dukungan kaisar yang memegang keputusan akhir. Constantia adik kaisar Constantin adalah penganut faham Unitarian, memberitahu Eusebius Nicodemia bahwa kaisar ingin mempersatukan gereja. Karena perpecahan akan membahayakan kekaisaran. Jika tidak tercapai persetujuan dan kesamaan keyakinan, mungkin kaisar akan kehilangan kesabaran dan menarik bantuannya kepada gereja, yang akan mengakibatkan keadaan Kristen lebih memprihatinkan dari pada sebelumnya.
Eusebius berunding dengan Arius bersama sahabat lainnya, dan mengambil kebulatan tekad untuk mempertahankan keyakinannya, serta menolak doktrin Trinitas yang mungkin akan mendapatkan suara mayoritas dalam Konsili Nicea itu.
Dukungan Constantin terhadap gereja Paulus akan menambah kekuasaan gereja, dan akan mampu mengakhiri gereja rasuli (Unitarian) di Afrika Utara dengan segala bentuk kekerasan. Untuk mendapatkan dukungan itu, gereja Paulus menyetujui perubahan-perubahan pada agama Kristen. Karena pemujaan kepada Dewa Matahari sudah menjadi tradisi bangsa Romawi pada waktu itu, dan kaisarnya dipandang sebagai perwujudan dari dewa matahari, maka gereja Paulus menyusun rumusan sebagai berikut:
- Hari Minggu (hari Dewa Matahari) bangsa Romawi dijadikan hari Sabat bagi agama Kristen.
- Hari kelahiran Dewa Matahari tanggal 25 Desember dijadikan hari kelahiran Yesus.
- Lambang Dewa Matahari, Salib Sinar, dijadikan lambang agama Kristen.
- Untuk menyatukan upacara ritual bagi Dewa Matahari dan Yesus, patung Dewa Matahari pada salib diganti dengan patung Yesus.
Karena pihak Arius tidak mau mengakui keputusan konsili itu, maka diumumkan Anathema (kutukan) terhadap ajaran Arius, sebagai berikut:
“Bagi orang yang berkata: “Ada jarak waktu dimana Yesus belum ada. Sebelum dilahirkan, Yesus tidak ada. Yesus diciptakan dari ynag tidak ada. Anak (Yesus) berbeda zatnya dengan Allah. Yesus adalah obyek perubahan”, maka Gereja Katolik menjatuhkan kutukan”.
Setelah peserta konsili pulang ke daerahnya masing-masing, mereka terlibat kembali dalam perdebatan mengenai keputusan konsili itu. Pengikut Unitarian yang selalu menentang keputusan konsili itu ditangkapi, dan yang tak mau taubat untuk menerima doktrin Trinitas dijebloskan dan disiksa di penjara bawah tanah!! Arius sendiri sejak tahun 325 M, telah dimasukkan ke dalam penjara bawah tabah di pulau kecil sekitar selat Bosporus. Walaupun begitu, perdebatan semakin meruncing di wilayah kekuasaan Romawi. Hanya Athanasius yang masih mematuhi keputusan tersebut, sedangkan para pendukungnya sendiri diliputi kebingungan menghadapi berbagai tantangan.
Sabinas uskup tertua di Thracia mengatakan, yang hadir dalam konsili Nicea itu adalah orang dungu yang bodoh. Keputusan Konsili itu hanya disahkan oleh orang-orang tolol yang tidak memiliki pengetahuan dalam masalah itu. Setelah konsili selesai, Patriarch Alexander mati tahun 328 M. Terjadilah perebutan jabatan keuskupan Iskandariah. Athanasius dipilih dan ditahbiskan menjadi uskup di daerah itu. Pemilihan itu menimbulkan kecaman keras, karena dilakukan dengan intimidasi dan tindakan kekerasan lainnya. Pengikut Arius mengadakan perlawanan terhadap Athanasius.
Cosntantina, saudara kaisar Constantin, menentang pembunuhan terhadap orang Kristen Unitarian, terutama menentang pembuangan Eusebius Nicomedia. Dia tetap mempertahankan bahwa Arius adalah pemimpin agama Kristen yang benar. Akhirnya, Constantina berhasil membebaskan Eusebius agar kembali ke istana. Kembalinya Eusebius ini merupakan pukulan telak bagi kelompok Athanasius. Constantin semakin condong kepada Arius. Ketika mendapat laporan tentang kecaman masyarakat Kristen atas pemilihan Athanasius, dia memanggil uskup itu agar datang ke Constantinopel. Dengan berbagai alasan Athanasius tidak mau datang memenuhi panggilan itu. Pada tahun 335 M, ketika dilangsungkan konsili di kota Tyre untuk memperingati tiga puluh tahun pemerintahan kaisar Constantin, Athanasius diwajibkan untuk menghadirinya. Dalam konsili itu, dia dituduh telah melakukan kelaliman di wilayah keuskupannya. Karena suasana sidang saat itu menyudutkan dirinya, maka dia segera keluar sebelum konsili menjatuhkan hukuman kutukan kepada dirinya. Para uskup kemudia melanjutkan sidang di Yerusalem dan mengukuhkan kutukan terhadap Athanasius, serta menerima Arius kembali ke pangkuan gereja.
Constantin mengundang Arius dan Eusebius ke Constantinopel. Perdamaian antara Arius dan kaisar terjalin baik, dan para uskup menjatuhkan kutukan kepada Athanasius.
Arius diangkat menjadi Patriarch Constantinopel, tetapi jabatan itu tidak berlangsung lama, dia wafat secara mendadak pada tahun 336 M, karena makanannya diberi racun. Pihak gereja menganggapnya suatu keajaiban, tetapi pihak istana mencurigai peristiwa itu. Kaisar membentuk komisi untuk menyelidikinya. Athanasius terbukti sebagai otak pembunuhan tersebut dan dijatuhi kutukan!!
Constantin yang perasaannya sangat terguncang atas kematian Arius itu, di bawah bimbingan Constantina, akhirnya dia memeluk agama Kristen Unitarian, dan dibaptis oleh Eusebius Nicomedia. Pada tahun 377 M, kaisar Romawi itu meninggal dunia dengan membawa keyakinan bahwa Allah satu-satunya Tuhan, dan Yesus adalah manusia biasa utusan Allah.
Arius memiliki peran penting dalam sejarah Kristen. Bukan hanya karena jasanya yang berhasil menarik kaisar Constantin memeluk agama Kristen Unitarian (alias Muslim), tetapi juga karena mewakili orang-orang yang tabah mempertahankan ajaran Yesus yang murni. Di saat itu ajaran Yesus tercampur aduk dengan kepercayaan-kepercayaan pagan dan politeisme, sehingga ajaran Kristen yang asli dan yang palsu semakin kabur. Maka Arius dengan segala keberaniannya dan ketabahan hatinya, tampil mempertahankan kemurnian ajaran Yesus.
Pada hakikatnya agama samawi telah mengajarkan keesaan Tuhan. Tetapi perkembangan berikutnya telah menyeret pengikutnya ke dalam kemerosotan Tauhid yang mengakibatkan mereka melanggar batas-batas agama. Kondisi keimanan mereka semakin memburuk, yang pada akhirnya mereka terperosok dalam keyakinan Politeisme.
Kisah di atas semakin meyakinkan kita bahwa ajaran Islamlah yang tetap memegang teguh agama Tauhid, tiada Tuhan selain Allah yang layak disembah adapun Nabi-nabi mulai dari Adam…. Ibrahim … Nuh Isa dan Muhammad adalah utusanNya!! Mereka diutus untuk menyampaikan risalahnya kepada umat manusia, agar manusia mengenal jalan lebar dan lurus yang ditunjukkanNya agar umat manusia mempunyai bekal yang cukup untuk kembali kepadaNya bila saatnya telah tiba!!
Wallahu Alam Bisawab
Catatan:
- Diterjemahkan dari buku Jesus A Prophet of Islam oleh Muhammad Ataur Rohim, Karachi, Pakistan 1981
- Encypaedia Britannica 2002
http://ekspresidiri.wordpress.com/2012/08/14/tokoh-tokoh-kristen-penentang-trinitas/
Access date 20 Maret 2013.
Filed under: Good Ideas From ..... | 1 Comment »
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
| Bagian dari seri tentang |
| Kekristenan |
|---|
|
Topik terkait[sembunyikan]
|
|
Daftar isi
Kata "Injil"
Rylands Library Papyrus P52 mungkin adalah fragmen naskah Perjanjian Baru tertua; memuat Injil Yohanes pasal 18:31-33 berdasarkan gaya tulisan tangan diperkirakan ditulis tahun 125 M.
Kata "Injil" sendiri dalam Alkitab Terjemahan Baru muncul 124 kali[1] (BIS menggunakan istilah "Kabar Baik", semuanya di Perjanjian Baru: 23 kali di keempat Injil, 17 kali di Kisah Para Rasul, 78 kali di Surat-Surat Paulus, 5 kali di Surat-Surat Lain, dan 1 kali di Kitab Wahyu.
Beberapa ayat yang penting yang memuat kata ini antara lain Markus 1:1: "Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah."; Markus 1:15: ""Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"; Markus 8:35: "Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya."; 1 Korintus 9:23: "Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya."; Matius 24:14: "Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya", dan di dalam Roma 1
Arti
Injil biasanya mengandung arti:- Pemberitaan tentang aktivitas penyelamatan Allah di dalam Yesus dari Nazaret atau berita yang disampaikan oleh Yesus dari Nazaret. Inilah asal usul penggunaan kata "Injil" menurut Perjanjian Baru (lihat Surat Roma 1:1 atau Markus 1:1).
- Dalam pengertian yang lebih populer, kata ini merujuk kepada keempat Injil kanonik (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes) dan kadang-kadang juga karya-karya lainnya yang non-kanonik (mis. Injil Tomas), yang menyampaikan kisah kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus.
- Sejumlah sarjana modern menggunakan istilah "Injil" untuk menunjuk kepada sebuah genre hipotetis dari sastra Kristen perdana (bdk. Peter Stuhlmacher, ed., Das Evangelium und die Evangelien, Tübingen 1983, juga dalam bahasa Inggris: The Gospel and the Gospels).
- "... bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul. Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya."
Penulisan Injil
Beberapa catatan :- Kitab Perjanjian Baru terbit antara tahun 50 dan 100 Masehi. Yang mula-mula adalah Surat-surat Paulus, kemudian barulah bagian-bagian lain. Beberapa abad sesudah Masehi, Gereja baru mensahkan kanon Kitab Perjanjian Baru setelah urutannya diubah dan sedapat mungkin disesuaikan dengan Sejarah Keselamatan (Intisari Iman Kristen oleh Ds.B.J. Boland, 1964).
- Umumnya boleh dikatakan bahwa kanon Perjanjian Baru sudah ditetapkan kira-kira pada tahun 200, secara definitif pada tahun 380 (Sejarah Gereja oleh Dr. H. Berkhof dan Dr.I.H. Enklaar, 1962).
- De Arameesche tekst van het Mattheus-evengelie is reeds vroegtijdig gegaan. De andrere drie evangelien, zijn in het Grieksch geschreven. De boeken van de Heilige Schrift, zelfs de evengelien, zijn niet volkomen in de zelfds toestand bewaard gebleven, waarin zijoorspronkelijk zijn geschreven. Daar de boekdrukkeenst niet bestond, warden zij eeuwen long telkens overgeschreven en hijdat overschrijoen werden soms woorden uitgelaten, verwisseld of verkeerd geschreven ... Artinya : Injil Matius yang berbahasa Arami telah lama hilang. Tiga Injil lainnya ditulis dalam bahasa Yunani. Buku-buku dari Kitab Suci juga injil-injilnya tidak tersimpan dengan sempurna dalam keadaan yang sama, dalam mana itu asalnya ditulis. Karena tidak adanya cetak-mencetak buku maka seringkali dilakukan pemindahtulisan berabad-abad lamanya, dan dalam memindahtuliskan itu kadang-kadang terjadi penghapusan kata-kata, penukaran kata-kata atau penulisan terbalik ... (Het Evangelie, 1929, Badan Perpustakaan Petrus Canisius)
Injil kanonik
Dari banyak injil yang ditulis, ada empat injil yang diterima sebagai bagian dari Perjanjian Baru dan dikanonkan. Hal ini merupakan tema utama dalam sebuah tulisan oleh Irenaeus, l.k. 185.Dalam tulisannya yang diberi judul "Melawan Kesesatan" Irenaeus menentang beberapa kelompok Kristen yang menggunakan hanya satu Injil saja, seperti kelompok Marsion - yang menggunakan versi Injil Lukas yang sudah diubah sedemikian rupa. Irenaeus juga menentang beberapa kelompok yang menekankan tulisan-tulisan berisi wahyu-wahyu baru, seperti kelompok Valentinius (A.H. 1.11.9).
Irenaeus menyatakan bahwa ada empat injil yang adalah tiang-tiang gereja.
- "tak mungkin ada lebih atau kurang daripada empat," katanya, sambil mengajukan analogi sebagai logikanya bahwa ada empat penjuru dunia dan empat arah angin (1.11.8).
Pada peralihan abad ke-5, Gereja Barat di bawah Paus Innosensius I, mengakui sebuah kanon Alkitab yang meliputi keempat Injil yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, yang sebelumnya telah ditetapkan pada sejumlah Sinode regional, yaitu Konsili Roma (382), Sinode Hippo (393), dan dua Sinode Kartago (397 dan 419).[2] Kanon ini, yang sesuai dengan kanon Katolik modern, digunakan dalam Vulgata, sebuah terjemahan Alkitab dari awal abad ke-5 yang dikerjakan oleh Hieronimus[3] atas permintaan Paus Damasus I pada 382.
Waktu penulisan
Perkiraan kurun waktu ditulisnya injil kanonik bervariasi, namun tidak lebih dari tahun 100 M. Jadi tidak lebih dari 70 tahun setelah Yesus Kristus meninggalkan dunia. Berikut perkiraan kurun waktu yang diberikan oleh Raymond E. Brown, dalam buku-nya "An Introduction to the New Testament", sebagai representasi atas konsensus umum para sarjana, pada tahun 1996:- Markus: sekitar 68-73
- Matius: sekitar 70-100
- Lukas: sekitar 80-100
- Yohanes: 90-110
- Markus: sekitar tahun 50-an hingga awal 60-an, atau akhir 60-an
- Matius: sekitar tahun 50-70-an
- Lukas: sekitar tahun 59-63, atau tahun 70-an hingga 80-an
- Yohanes: sekitar tahun 85 hingga mendekati 100, atau tahun 50-an hingga 70
- "(1) . . . di mana ia bagaimana pun juga turut hadir, dan karenanya ia menempatkannya [dalam tulisannya]. (2) Kitab Injil ketiga adalah menurut Lukas. (3) Lukas, tabib terkenal itu, setelah Kenaikan Kristus, (4-5) ketika Paulus membawanya bersama dia sebagai seorang yang mempelajari tentang hukum [Romawi], (6) menyusunnya atas namanya sendiri, menurut anggapan [umum]. Namun, ia sendiri tidak pernah (7) melihat Tuhan dalam daging; dan karenanya, sesuai peristiwa yang dapat dipastikannya, (8) demikianlah sesungguhnya ia memulai menceritakan kisah dari kelahiran Yohanes [Pembaptis]. (9) Yang keempat dari kitab-kitab Injil adalah dari Yohanes, [seorang] dari murid-murid. (10) Kepada murid-murid dan uskup-uskup sejawatnya, yang menghimbaunya [untuk menulis], (11) ia berkata, 'Berpuasalah bersamaku dari hari ini selama tiga hari, dan apa (12) yang akan dinyatakan kepada setiap orang (13) marilah kita mengatakannya satu dengan yang lain.' Pada malam yang sama itu dinyatakan (14) kepada Andreas, [salah satu] dari rasul-rasul, (15-16) bahwa Yohanes harus menuliskan semua hal atas namanya sementara yang lain harus memeriksanya. Dan demikianlah, meskipun berbagai (17) elemen sudah diajarkan dalam masing-masing kitab Injil [yang lain], (18) bagaimanapun juga hal ini tidak menyebabkan perubahan dalam iman (19) orang-orang percaya, karena oleh satu Roh yang berkuasa segala hal (20) telah dinyatakan dalam semua [kitab-kitab Injil]: mengenai (21) kelahiran, mengenai kesengsaraan, mengenai kebangkitan, (22) mengenai hidup bersama para murid-Nya, (23) dan mengenai dua kali kedatangan-Nya; (24) yang pertama dalam kemiskinan ketika Ia dihina, yang sudah terjadi, (25) yang kedua dalam kemuliaan kekuasaan kerajaan, (26) yang masih akan terjadi kelak. Apa (27) yang menakjubkan sehingga, jika Yohanes begitu konsisten (28) menyebutkan poin-poin khusus ini juga dalam surat-suratnya, (29) mengatakan tentang dirinya sendiri, 'Apa yang telah kami lihat dengan mata kami, (30) yang telah kami dengar dengan telinga kami dan dengan tangan kami (31) yang telah kami raba --itulah yang kami tuliskan kepada kamu'? [1 Yohanes 1:1] (32) Karena dengan cara ini Ia mengaku [dirinya] bukan hanya sebagai saksi mata dan pendengar, (33) melainkan juga penulis dari semua perbuatan ajaib Tuhan, sesuai urutannya..."[4]
Injil Apokrif
Beberapa injil yang tidak dikanonkan meskipun mempunyai keserupaan dalam hal sebagian isi dan gaya bahasa, dibandingkan dengan injil-injil kanonik. Kebanyakan (yang lainnya) adalah gnostik dalam hal isi dan gaya bahasa, mempresentasikan / mengemukakan ajaran-ajaran dari sudut pandang yang sangat berbeda dan dalam beberapa kasus dicap sebagai bid'ah.Injil-injil ini termasuk dalam tulisan-tulisan apokrif :
- Injil Tomas
- Injil Yudas
- Injil Filipus
- Injil Petrus
- Injil Maria Magdalena
- Injil Yakobus
- Injil Bartolomeus
- Injil Barnabas
- Injil Andreas
- Injil Nikodemus
- Injil Matias
- Injil Mesir
- Injil Ibrani
- Injil Nazaret
- Injil Ebionim (Ebionites)
- Injil Hawa
- Injil Kebenaran
- Injil Kesempurnaan
- Injil Empat Alam Surgawi (Four Heavenly Realms)
- Injil Dua Belas
- Injil Tujuh Puluh
- Injil Tadeus
- Injil Cerinthus
- Injil Basilides
- Injil Marsion
- Injil Appelles
- Injil Bardesanes
- Injil Mani
- Lihat juga "Injil Hermes" yang disalah-mengerti.
"Injil Barnabas"
Kitab yang sering disebut sebagai "Injil Barnabas" adalah pemalsuan abad ke-16 M. Penulisannya menggunakan bahasa Italia dan informasinya mengenai geografi Palestina banyak yang tidak masuk akal, menunjukkan bahwa penulis tidak pernah berada di tanah Israel. Selain itu, tidak satupun Injil kanonik yang ditulis menggunakan bahasa Italia (yang baru muncul sebagai bahasa tulis di abad pertengahan, yaitu setelah abad ke-15 M), melainkan umumnya ditulis dalam bahasa Yunani atau Aram kuno.[5]Terjemahan dalam bahasa Indonesia yang beredar di Indonesia diterjemahkan dari buku yang ditulis oleh Lonsdale and Laura Ragg, namun komentar-komentar kritisnya mengenai bukti pemalsuan tidak diterjemahkan.
Pengaruh Injil terhadap kebudayaan dan pengaruh Kebudayaan terhadap Injil
Kitab Injil beraksara Arab-Melayu yang disebarkan Belanda di Kalimantan Selatan (koleksi Museum Lambung Mangkurat).
Lihat pula
| Wikimedia Commons memiliki kategori mengenai Injil |
Pranala luar
- (Indonesia) Pengantar Alkitab - Injil
- (Inggris) Pengantar ke dalam The Complete Gospels — sebuah ringkasan dan informasi mengenai kompilasi injil-injil kanonik dan non-kanonik dalam terjemahan bahasa Inggris - versi Inggris dari pranala sebelumnya.
- (Indonesia) Lihat Injil Matius di Sabda.org.
- (Indonesia) Lihat Injil Markus di Sabda.org.
- (Indonesia) Lihat Injil Lukas di Sabda.org.
- (Indonesia) Lihat Injil Yohanes di Sabda.org.
- (Indonesia) Perjanjian Baru bahasa Yunani versi Interlinear Greek/Strong lengkap dengan kamus/leksikonnya.
- (Indonesia) Perjanjian Baru bahasa Yunani khususnya teks Westcott-Hort dari 1881, digabung dengan varian-varian NA26/27.
- (Lituavi) Quattuor Evangeliorum Consonantia - Harmoni Kitab-kitab Injil dalam bahasa Latin
- (Lituavi) Quattuor Evangeliorum Consonantia - Harmoni Kitab-kitab Injil dalam bahasa Latin
- (Inggris) Artikel Catholic Encyclopedia
- (Indonesia) Apakah Injil itu?.
- (Inggris) Diskusi terinci tentang varian-varian tekstual dalam kitab-kitab Injil — mencakup sekitar 1200 varian dalam 2000 halaman.
Rujukan
- ^ Statistik kata "Injil"
- ^ Pogorzelski, Frederick (2006). "Protestantism: A Historical and Spiritual Wrong Way Turn". Bible Dates. CatholicEvangelism.com. hlm. 1. Text " diakses 11 Juli 2006" ignored (help)
- ^ "Canon of the New Testament". Catholic Encyclopedia. NewAdvent.com. 1908. Text " diakses 11 Juli 2006" ignored (help)
- ^ Kanon Muratori - teks bahasa Latin dan terjemahan bahasa Inggris
- ^ Seluk beluk buku yang disebut Injil Barnabas oleh Drs. B.F. Drewes dan Drs. J. Slomp. 1983.
Menu navigasi
- Halaman ini terakhir diubah pada 15.45, 1 Januari 2014.
- Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.
Mempersiapkan umat diberkati memberkati dan siap memerintah bersama Raja segala raja
Minggu, 24 Januari 2010
Sejarah Kegerakan Jemaat Pentakosta di Indonesia dan karismatik
SEJARAH PENTAKOSTA SEDUNIA
A. Munculnya Bethel Temple Seattle Pantekosta di Amerika Serikat.
1910 Dalam Seattle, Amerika Serikat, yang diciptakan kali ini jemaat "Pinkstergemeente Pentecostal Mission".
1920 William Henry Offiler, yang berasal dari Bala Keselamatan, adalah pendeta.
Offiler menerima wahyu tentang gereja pada akhirnya, pada Mempelai Kristus dan Tritunggal Tuhan.
Kotamadya membeli gedung baru "Bethel Pentecostal Temple.
Orang Inggris William Henry Offiler berhijrah pada awal tahun 1890 ke Kanada, dari mana
Dia pindah ke Spokane di Washington State. Di sini, di Spokane, ia datang di kontak dengan Salvation Army dan memberikan hati dan hidup sepenuhnya
Mr Jezus.Hier saudara menemui istri pertamanya Offiler menggusarkan Dia juga berafiliasi dengan
Bala Keselamatan dan bermain organ di luar pertemuan tangga. Pendek kepada saudaranya Offiler konversi besar menerima baptisan Roh Kudus, dan
merasa bahwa Tuhan telah panggilan hidupnya untuk sepenuhnya menempatkan operasi secara rinci.
Setelah beberapa saat, setelah menjabat sebagai pendeta di sebuah kota kecil di Spokane, keluarganya pindah ke Glacier National Park Montana di mana ia menjadi tukang ledeng.
Pada musim panas tahun 1914 Tuhan memanggilnya untuk meletakkan alat-alatnya dan pindah ke Seattle,
sejak ia bergabung dengan Pine Street Pentecostal Mission. Setelah dua bergerak, sebagai gereja pendek
bersama-sama, mereka pindah ke gedung direnovasi pada musim gugur 1920. Mereka menyebutnya
Bethel Temple bangunan. Dari studi intensif yang diterima saudara Alkitab Offiler visi yang jelas dan
wahyu bagi gereja akhir jaman. Dia adalah kebangkitan yang benar pengalaman dan merupakan
berkat bagi banyak orang. Dia mengilhami banyak untuk kehidupan mereka tanpa syarat dalam pelayanan
Tuhan untuk menjadi. Dan kelompok terakhir ini telah berubah benua bagi Kristus. Tuhan memberikan
Offiler saudara-ayat tentang mempelai wanita, Tuhan kepribadian dan fokus dalam
nama (s) dari Tuhan.
Bethel Gereja Pantekosta New Guinea
Sekolah Alkitab surabaya 1941 (duduk dari kiri ke kanan)
Jean & Joe McKnight, F.G. van Gessel, Bruder Mamahit, Bill & Gladys Patterson dan Siswa
Rev F.G. dari Gessel dan istrinya
Rev J. Thiessen mendirikan Candi Bethel pertama di Bandung pada tahun 1923.
Rev Cornelis E. Groesbeek dengan istrinya dan putri Jennie dan Corie
Rev W.W. Patterson dan istrinya.
V.l.n.r. H. Horstman, FGvan Gessel, F.van Abcoude, menghancurkan, C.van Klaveren, Weenink-van Loon, D.van Clubs.
Transfer F.G. van Gessel untuk C.J. Totaijs
Rev C.J.H. Thijs
Pendiri
Temple Bethel Pentecostal Fellowship
Rev C.J. Totaijs dan istrinya
Pendiri
Bethel Gereja Pantekosta
Rev W.F. Offiler,
dengan
Rev F.G. Van Gessel dan istrinya.
B. penciptaan Bethel Gerakan Pantekosta di bekas Hindia Belanda (Indonesia).
Dari tahun 1921 Pantekosta Bethel Temple di Seattle pada tahun 1921 misionaris pertama ke Indonesia. Ini Groesbeek dan Van Klaveren keluarga Belanda. On January 4, 1921 meninggalkan mantan perwira Bala Keselamatan, Dick Richard dan Christine Van Klaveren, dan E. Cornelius Groesbeek dan anak perempuan mereka dengan istrinya Jennie (12) dan Corie (6), dengan perahu di laut Suamaru di Yokohama, Osaka.
Mereka membuat berhenti di Cina, Hong Kong, Bangkok dan pergi dari situ ke pulau Jawa di Indonesia.
On February 23, mereka tiba di Batavia (Jakarta) di Jawa. Dari mereka pergi ke Mojokerto Jakarta, Surabaya, Banyuwangi dan melalui diangkat di kapal dengan ternak babi, mereka datang di Singaraja, Bali, pada Maret 1921. Mereka menetap di Denpasar yang rusak dan bobrok, mantan "kopra" (bangunan penyimpanan tentara) dengan lantai batu dan atap empulur.
Bangunan hanya terdiri dari wilayah persegi panjang. Partisi yang dibuat dengan 3 tempat tidur. Satu dari Dick dan Christine Van Klaveren, Cornelis Groesbeek dan satu untuk istrinya dan satu lagi untuk Jennie dan Corrie. Sisanya berfungsi sebagai ruang tamu, ruang makan, dapur dan kamar mandi.
Di depan rumah memiliki pagar dengan selokan kecil di sepanjang jalan. Selama selokan jembatan kecil ke rumah. Dan taman di depan bangunan kuil Hindu!
Meskipun banyak kesulitan, mereka mulai dari rumah ke rumah bibit Kendali Injil untuk menyebar. Mereka melaju ke desa-desa, di mana mereka berbicara dengan penduduk dan menanyakan apakah ada sakit. Itu sakit dengan doa dan Tuhan menyembuhkan mereka. Ini adalah pertama kalinya dalam cara ini Tuhan bekerja melalui mereka. Protestan setempat belum pernah mendengar penyembuhan dengan cara ini, tak satu pun dari pembaptisan melalui pencelupan, atau menerima Roh Kudus.
Banyak pasien ke rumah dengan borok di badan. Dengan lembar robek menjadi potongan-potongan untuk melayani sebagai sebuah link. Kemudian menjadi tahu bahwa dia menderita lepra, mereka semua disembuhkan. Ketika begitu banyak orang datang ke rumah penyembuhan dan penebusan, ini menimbulkan iritasi meningkat dengan penduduk setempat. Ini adalah rencana jahat para misionaris.
Orang Bali penduduk memberitahu siapa pun tentang rencana jahat mereka, tetapi mereka tidak bisa melaksanakan rumah untuk menyerang. Di lorong mereka melihat malaikat berdiri yaitu, Tuhan melindungi mereka.
Kerja misionaris itu reaksi kuat dari pendeta Hindu memimpin.
Hal ini mendorong pemerintah Belanda, karena takut kerusuhan budaya, para misionaris yang tinggal dan bekerja di Bali larangan. Seringkali mereka mengirim agen-agen dari dinas rahasia untuk perkembangan gereja di monitor, karena hal itu dianggap oleh kaum Bolshevik (Komunis) yang akan terkait. Agen ini senang bahwa cara ini mereka bisa mendengarkan Injil.
Tapi akhirnya keluarga itu Van Klaveren masih dalam waktu 3 hari tersisa Bali. Setelah sekitar 21 bulan untuk berada di Bali, meninggalkan Van Klaveren sebelum Natal 1922 sampai Singapura. Dan keluarga dari Pdt. Kornelius E. Groesbeek pergi ke Surabaya, Batavia
Groesbeek Cornelis meminta Tuhan untuk nasihat tentang operasi mereka di Indonesia. Selama berjalan-jalan di Surabaya, ia dibawa ke sebuah rumah besar di beranda seorang wanita Belanda Sat Percakapan dengan wanita mengungkapkan bahwa ia sedang sakit. Dalam mengundang kehadiran teman-teman, malam itu wanita itu sembuh selama layanan doa oleh Groes Beeks di rumahnya.
Beberapa hari kemudian mengundang wanita Groes Beeks keluar untuk menemaninya ke anaknya FG van Gessel di Cepu, 200 km sebelah timur Surabaya tinggal.
Hasil dari pertemuan ini adalah bahwa Groes Beeks, di rumah FG van Gessel di Cepu, mulai mengadakan pertemuan mingguan untuk sekitar 10 orang. Sebelum akhir tahun jumlah telah tumbuh menjadi sekitar 40 orang. Masyarakat terutama terdiri dari Belanda dan berbahasa Belanda Indo.
Rev F.G. van Gessel
George Frederick van Gessel lahir di Blitar, Jawa Timur, pada Desember 9, 1892.
Di Surabaya berbicara Rev Groesbeek Ny.Wijnen dengan Mrs Cornelius, yang telah menerima penyembuhan selama layanan. Mrs Wines menemani sepupunya ke Groes Beeks FG Van Gessel, yang tinggal 200 km sebelah timur kota Surabaya, di Cepu. Van Gessel berkenalan dengan Rev. Cornelius Groesbeek dan mengajarkan kepadanya lebih baik.
F.G. van Gessel mengundang Rev Groesbeek keluar selama dia ingin di rumahnya di Cepu untuk melanjutkan. Dalam periode ini menerima F.G. Gessel untuk meningkatkan pemahaman dan pendalaman dalam Injil. Pantekosta pesan diterima oleh-Nya dengan sukacita dan pada Januari 1923 datang kebaktian pertama di Deterdink Boulevard di Cepu, dengan kelompok sekitar 10 orang.
F.G. Van Gessel dan istrinya mengaku dosa mereka dan diterima sebagai Injil Sepenuh. Ia memenuhi panggilan Tuhan untuk melayani Dia, setelah visi Anak Domba Tuhan dan Yesus sebagai Mempelai Pria Surgawi, ketika ia membaca Wahyu 19:7 dan 21:9-10.
F.G. van Gessel meletakkan dibayar tinggi posisi (fl. 800, -) di Batavia Petroleum Company (Shell) ke bawah untuk sepenuhnya berbakti kepada Injil. Sebelum akhir tahun, sebenarnya jumlah pengunjung meningkat menjadi 50 orang. Masyarakat terutama terdiri dari Belanda dan berbahasa Belanda Indo.
Pentakosta kecil masyarakat di Cepu yang berat. Mereka mengejek dan difitnah. Diidentifikasi sebagai murtad dan menyesatkan. Pendeta Hoekendijk menekankan bahwa bahkan Kuat Community Pink Cepu, dan mukjizat yang terjadi, berasal dari Iblis!
Namun, oleh pekerjaan Tuhan yang luar biasa diperlukan waktu tiga bulan kemudian pada Maret 30, 1923 sebuah peristiwa besar bahwa salah satu tonggak pertama dalam sejarah Gereja Pantekosta di Indonesia akan. Benih Penuh Injil sejak Maret 1921 ditaburkan dengan air mata di Bali, mulai berbuah dengan air baptisan untuk pertama 13 orang ke Pasar Sore Square di Cepu. Baptisan ini dilakukan oleh Rev. Kornelius E. Groesbeek, yang dibantu oleh Rev. J. Thiessen, seorang misionaris dari Belanda. Di antara ini 13 itu F.G. dari Gessel dan istrinya, S.I.P. Lumoinding dan istrinya dan adiknya Frists Salem Lumoindong dan Agust Kops.
Antara tahun 1923-1928 dari gereja di Cepu tidak kurang dari 16 hamba Tuhan di mana pesan dari jemaat Pentakosta di Indonesia menyebar ke Sumatra, Jawa, Sulawesi dan Maluku. Di antara mereka: Rev F.G. Van Gessel, Rev. S.I.P. Lumoindong, Vicentie, Frists Salem Lumoindong, Pdt W. Mamahit, Hessel nogi Runkat, Effraim Lesnussa, RO Mangindaan, Arie Elnadus Siwi.
Maret 19, 1923 diciptakan dengan "Jemaat Pantekosta di Vereeniging
Hindia Belanda ", berlokasi di Bandung, dengan driver:
Ketua: Rev D.H.W. Weenink, Van Loon
Sekretaris: Rev Paul
Bendahara: Rev G. Menetes
Di luar papan adalah kepemimpinan rohani jemaat:
Rev F. G. Van Gessel
Rev Weenink, Van Loon
Rev F. Dari Abkoude
Rev D. Van Klaveren dan istrinya
Rev H. Horstman
Rev M. A. Alt
On March 30, 1923, badan memperoleh Keputusan Gubernur Hindia Belanda dan sedang on June 4, 1924 di Cipanas, Jawa Barat, seperti diakui denominasi. Pemerintah Hindia Belanda Pantekosta catatan resmi disebut "Gereja Pantekosta di Hindia Belanda". Masyarakat berkembang dengan cepat ke Surabaya di Jawa Timur, Sumatera Utara, Minahasa, Maluku dan Irian Jaya.
Gereja Bethel Temple pada tahun 1924 mengirimkan sebuah tenda besar, yang dapat digunakan untuk ibadah. Rev Groesbeek berkhotbah dalam bahasa Belanda dan ada orang yang menerjemahkan. Ada banyak orang diselamatkan dan dipenuhi dengan Roh Kudus. Mereka juga mulai belajar bahasa Indonesia. Bali Tuhan menyediakan orang-orang dalam khotbah-khotbah dari Pdt Groesbeck diterjemahkan. Jennie putrinya juga belajar setelah itu berbahasa Jawa.
Dari gereja kecil di Cepu sumber banyak kotamadya lain di bawah berbahasa Belanda bagian dari populasi dan dari Surabaya di bagian Indonesia.
Keluarga Groesbeek kembali ke rumah pada tahun 1926, kemudian untuk kembali ke pulau Jawa pada perjalanan kedua mereka pada bulan Agustus 1930 sampai Oktober 1938.
Rev F.G. Gessel di kota terlambat ke Cepu Rev. S.I.P. Lumoindong dan pergi ke Surabaya. Dia ingin memberikan studi Alkitab untuk pekerja muda. Banyak penginjil muda dari pesan Pantekosta pada tahun 1930 dibawa ke pulau-pulau lain, telah menghabiskan waktu di Alkitab Studies dari FG van Gessel.
Rev mulai tahun 1926. Nanlohy dengan banyak tantangan untuk pemberitaan Injil di Amahasa. Di Maluku pulau-pulau, mayoritas penduduk Kristen, tetapi kepercayaan ini sangat bercampur dengan agama-agama nenek moyang mereka. Na Rev Banyak orang lain Nanlohy Injil untuk membawa remote Maluku.
Untuk mulai Maret 1927 rev. Groeneveld, seorang pegawai pabean dari Balikpapan, Kalimantan Timur, seorang co. Dia rumah pertemuan. Perintis lain Kendali Injil di Kalimantan Selatan, adalah Rev Pattirajawane.
Rev Yonathan Itar adalah pelopor Injil sepenuh ke pulau Irian Jaya. Pelayanan-Nya begitu sukses saat ini terdapat lebih dari 350 gereja-gereja Pantekosta di Irian Jaya miliki. Ada juga Alkitab bagi orang-orang untuk menjadi hamba Tuhan.
Studi Tabernakel
1935 Setelah tiga hari Pacet puasa bersama di desa di pegunungan Jawa Timur, menerima Rev F.G. van Gessel, Yohanes 1:14 Tuhan. Di sini, dalam bahasa Belanda dengan kita bahwa Yesus "hidup", tetapi Gessel membaca kalimat ini seperti tidak pernah sebelumnya: Yesus bersama kita "getabernakeld.
Lebih wawasan ke dalam teks Yunani asli di bawah "skenoo dan latar belakang studi di tabernakel memberikan pemahaman yang lebih luas paragraf. Ia menerima janji Tuhan beberapa wahyu yang berlimpah.
Sejak saat itu mulai Rev F.G. Pengembangan Gessel tabernakel dari studi, ingin untuk memberikan pelayanan yang berfokus pada ajaran-ajaran tabernakel.
Perkembangan gereja dibutuhkan pelatihan yang baik. Oleh Rev W.W. Patterson pada Januari 1935 di JI. Embong Malang 63 Surabaya Barat, Jawa Timur, Belanda Indie Bybel Institut (NIBI) dibuka.
Dengan pecahnya Perang Dunia Kedua telah Rev W.W. Patterson kembali ke Amerika dan menjadi NIBI tertutup.
Tetapi Alkitab mengajar tumbuh oleh Gereja-Gereja Pantekosta. Pada tahun 1948 Rev datang. R.E. Edmondson dari Bethel Temple di Seattle di sekolah Alkitab di Lawang untuk membuka pada tahun 1949. Pada bulan September 1959 sekolah pindah ke Beji, Batu. Bangkitlah bahkan jika Alkitab 24 sekolah.
Dia dibantu oleh Rev. F.G. Gessel dan pelopor dari Bethel Temple Rev oa. H.N. Runkat, Rev W. Mamahit, yang berasal 15 sekolah Alkitab.
Gereja Pantekosta dan perpecahan
Pada tahun 1942 mengubah nama "The Pentakosta gereja di Hindia Belanda 'dalam Bahasa Indonesia untuk" Pent Kosta Gereja Di Indonesia "(atau GPdI).
Perkembangan gereja-gereja Pantekosta di Indonesia untuk melarikan diri bahkan perpecahan.
Ketidaksepakatan disebabkan oleh perbedaan-perbedaan dalam belajar:
a. Baptisan dalam nama Yesus Kristus, yang meliputi Trinitas, doktrin datang dari Amerika dan diberikan oleh Rev F.G. van Gessel.
b. ketidakpuasan dengan organisasi. Hak perempuan untuk memainkan peranan penting dalam gereja, atau hubungan antara gereja lokal dan organisasi pusat, seperti milik gereja, prestise atau kelompok etnis.
Beberapa dari mereka akhirnya menarik diri dari GPdI dan membentuk organisasi baru, berikut adalah penting:
1931 "Pantekosta Misi" (Gereja Utusan Pantekosta) dan "Kota Tuhan" (Gereja Sidang Jemaat Tuhan).
1932 "Gerakan Pantekosta" (atau "Gereja Gerakan Pantekosta").
1936 Sidang Jemaat Tuhan "(atau" Sidang-sidang Jemaat Tuhan ").
1941 "Gereja Pantekosta Sumatera Utara" (atau "GPdI Sinaga").
1946 "Buzzing Ling Kau Hwee" (atau "Gereja Isa Almasih" setelah 1957).
1948 "GPdI Siburian"
Juga Rev 1950. H.L. Senduk tidak dapat menerima otoritas GPdI pusat dan mulai denominasi "Bethelkerk Kendali Injil" (atau "Gereja Bethel Indonesia").
Beberapa anggota meninggalkan GPdI 1951 dan memulai "Gereja Sidang Jemaat Penta Kosta"
1952 Pada tanggal 21 Januari terpisah 22 pendahulunya, dan menemukan Gereja Bethel Injil Sepenuh "atau" Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS).
Walaupun pecah terjadi, mereka tetap bersatu dalam nama Pentakosta.
Ada juga berhasil inisiatif untuk menghubungkan masyarakat dan pandangan lagi.
Hal ini dicapai dengan penciptaan "Penta Kosta Kerjasama Seluruh Gereja Kristen Indonesia (DKGKPSI) dan Aliansi Penta Kosta Indonesia (PPI). Pada September 10, 1979 membubarkan kedua organisasi untuk bergabung ke dalam" Dewan penta Kosta Indonesia "(DPI). Pada tahun 1998 organisasi berubah kerjasama PGPI apa semua saat ini gereja-gereja Pantekosta karismatik seperti GPdI, GBI, GPI, GBT, GPPS, GTI, GGP, GBIS, GIA, dll memiliki 57 sinode / organisasi bersatu.
Meskipun divisi bertahan GPdI tetap merupakan gereja Pentakosta terbesar dengan lebih dari 2 juta anggota, ini adalah 10% dari semua orang Kristen di Indonesia.
Bethel Gereja Pantekosta di Indonesia
Rev F.G. van Gessel adalah seorang pemimpin spiritual dan berlokasi di Surabaya Rev H.L. Senduk adalah ketua organisasi bagian dari Jakarta. Sementara itu mulai F.G. Gessel peningkatan penekanan pada tabernakel, wawasan dia telah bekerja pada subjek dari tabernakel mengajar.
Rev daun pada 1954. F.G. Kendali Gessel dari Injil Bethelkerk "dan berangkat ke New Guinea, di sini ia mendirikan Bethel Gereja Pantekosta. Gereja di Surabaya ia memberikan kepada anak-Rev. C.J. Totaijs, yang telah melayani dengan setia dalam menyebarkan ajaran-ajarannya di New Guinea.
Rev W.H. Offiler meninggal pada umur 81 on September 29, 1957.
On June 21, 1958 Rev mati. F.G. van Gessel, setelah bekerja keluar semua buku-buku Alkitab dalam terang Doktrin Kemah Suci.
Karya ini adalah referensi untuk memahami Alkitab. Hal ini penting, dapat diukur dari pertumbuhan di setiap tempat di mana hal itu diajarkan di kepulauan Indonesia yang luas.
Menurut keinginannya, dengan putra-Rev. C.J. Totaijs, kotamadya di. Kotamadya ini dipimpin oleh Rev Surabaya. Dalam Juwono.
Sepuluh hari sebelum kematiannya, warisan dari studi tabernakel, untuk Rev. C.J. Totaijs ditransfer.
C. Munculnya Bethel Gerakan Pantekosta di Belanda.
1952 C.J.H. Theijs telah dengan F.G. van Gessel bekerja di Indonesia, ia mulai tahun ini dengan rapat.
1956 C.J.H. Theijs memberikan majalah "The Full Injil" di mana ia menyebarkan ajaran tabernakel.
1960 Sekitar saat ini mencari para pemimpin masyarakat yang berbeda bersama-sama dan dipimpin oleh CJH Theijs mulai Bethel Pentecostal Temple Fellowship.
1961 C. Totaijs datang ke Belanda.
1963 C.J.H. Daun Theijs Amerika ke sana sebagai seorang guru di sekolah Bethel Temple di Seattle untuk bekerja. Kepemimpinan Bethel Temple dipindahkan ke WA Hornung. Ketika Hornung meninggal setelah beberapa bulan, tidak ada kepemimpinan dan ada banyak kebingungan.
C. Totaijs didirikan di Bethel Gereja Pantekosta di Belanda, hal ini terjadi secara independen dari Bethel Temple sejak organisasi di tanah Sat C. Totaijs bekerja atas nama mendiang ayahnya dalam tabernakel studi untuk mempelajari pengantin wanita.
1965 Kendali Injil BethelKerk (VEBK) didirikan di Belanda. Organisasi ketiga Belanda dipulangkan India
1966 C.J.H. Theijs kembali setelah tiga tahun kembali dari Amerika dan mengambil komando dari Kuil Betel kembali pada dirinya sendiri.
Buku tahun 1979 "Tabernakel Penelitian" diterbitkan dari naskah FG van Gessel.
1980 C.J.H. Dari Theijs menutup pelayanan-Nya pada usia 78 dan pindah ke Spanyol 3 tahun kemudian di mana ia mati.
1984 D. Masak dari Alphen a / d Rijn mengambil Kepresidenan ke Candi Bethel Pentecostal Fellowship netherlands
1998 C. Totaijs meninggal.
2006 B. Thiel mati. (Juga putra br. FG van Gessel, pendeta dari Gereja Bethel Pantekosta Tilburg) br. dari Thiel telah mendirikan beberapa gereja-gereja di selatan Nedeland.
2008 D. Masak dari Alphen a / d Rijn, sampai saat ini Presiden BPTFN Sampai hari ini, persekutuan kami adalah bagian dari Bethel Fellowship International USA (sebelumnya Bethel candi Seatle). The Penta Kosta Gereja di Indonesia (Gereja Pantekosta di Indonesia) adalah organisasi saudari kita dengan lebih dari 12.000 gereja.
Sumber Entry:
1910 Dalam Seattle, Amerika Serikat, yang diciptakan kali ini jemaat "Pinkstergemeente Pentecostal Mission".
1920 William Henry Offiler, yang berasal dari Bala Keselamatan, adalah pendeta.
Offiler menerima wahyu tentang gereja pada akhirnya, pada Mempelai Kristus dan Tritunggal Tuhan.
Kotamadya membeli gedung baru "Bethel Pentecostal Temple.
Orang Inggris William Henry Offiler berhijrah pada awal tahun 1890 ke Kanada, dari mana
Dia pindah ke Spokane di Washington State. Di sini, di Spokane, ia datang di kontak dengan Salvation Army dan memberikan hati dan hidup sepenuhnya
Mr Jezus.Hier saudara menemui istri pertamanya Offiler menggusarkan Dia juga berafiliasi dengan
Bala Keselamatan dan bermain organ di luar pertemuan tangga. Pendek kepada saudaranya Offiler konversi besar menerima baptisan Roh Kudus, dan
merasa bahwa Tuhan telah panggilan hidupnya untuk sepenuhnya menempatkan operasi secara rinci.
Setelah beberapa saat, setelah menjabat sebagai pendeta di sebuah kota kecil di Spokane, keluarganya pindah ke Glacier National Park Montana di mana ia menjadi tukang ledeng.
Pada musim panas tahun 1914 Tuhan memanggilnya untuk meletakkan alat-alatnya dan pindah ke Seattle,
sejak ia bergabung dengan Pine Street Pentecostal Mission. Setelah dua bergerak, sebagai gereja pendek
bersama-sama, mereka pindah ke gedung direnovasi pada musim gugur 1920. Mereka menyebutnya
Bethel Temple bangunan. Dari studi intensif yang diterima saudara Alkitab Offiler visi yang jelas dan
wahyu bagi gereja akhir jaman. Dia adalah kebangkitan yang benar pengalaman dan merupakan
berkat bagi banyak orang. Dia mengilhami banyak untuk kehidupan mereka tanpa syarat dalam pelayanan
Tuhan untuk menjadi. Dan kelompok terakhir ini telah berubah benua bagi Kristus. Tuhan memberikan
Offiler saudara-ayat tentang mempelai wanita, Tuhan kepribadian dan fokus dalam
nama (s) dari Tuhan.
Bethel Gereja Pantekosta New Guinea
Sekolah Alkitab surabaya 1941 (duduk dari kiri ke kanan)
Jean & Joe McKnight, F.G. van Gessel, Bruder Mamahit, Bill & Gladys Patterson dan Siswa
Rev F.G. dari Gessel dan istrinya
Rev J. Thiessen mendirikan Candi Bethel pertama di Bandung pada tahun 1923.
Rev Cornelis E. Groesbeek dengan istrinya dan putri Jennie dan Corie
Rev W.W. Patterson dan istrinya.
V.l.n.r. H. Horstman, FGvan Gessel, F.van Abcoude, menghancurkan, C.van Klaveren, Weenink-van Loon, D.van Clubs.
Transfer F.G. van Gessel untuk C.J. Totaijs
Rev C.J.H. Thijs
Pendiri
Temple Bethel Pentecostal Fellowship
Rev C.J. Totaijs dan istrinya
Pendiri
Bethel Gereja Pantekosta
Rev W.F. Offiler,
dengan
Rev F.G. Van Gessel dan istrinya.
B. penciptaan Bethel Gerakan Pantekosta di bekas Hindia Belanda (Indonesia).
Dari tahun 1921 Pantekosta Bethel Temple di Seattle pada tahun 1921 misionaris pertama ke Indonesia. Ini Groesbeek dan Van Klaveren keluarga Belanda. On January 4, 1921 meninggalkan mantan perwira Bala Keselamatan, Dick Richard dan Christine Van Klaveren, dan E. Cornelius Groesbeek dan anak perempuan mereka dengan istrinya Jennie (12) dan Corie (6), dengan perahu di laut Suamaru di Yokohama, Osaka.
Mereka membuat berhenti di Cina, Hong Kong, Bangkok dan pergi dari situ ke pulau Jawa di Indonesia.
On February 23, mereka tiba di Batavia (Jakarta) di Jawa. Dari mereka pergi ke Mojokerto Jakarta, Surabaya, Banyuwangi dan melalui diangkat di kapal dengan ternak babi, mereka datang di Singaraja, Bali, pada Maret 1921. Mereka menetap di Denpasar yang rusak dan bobrok, mantan "kopra" (bangunan penyimpanan tentara) dengan lantai batu dan atap empulur.
Bangunan hanya terdiri dari wilayah persegi panjang. Partisi yang dibuat dengan 3 tempat tidur. Satu dari Dick dan Christine Van Klaveren, Cornelis Groesbeek dan satu untuk istrinya dan satu lagi untuk Jennie dan Corrie. Sisanya berfungsi sebagai ruang tamu, ruang makan, dapur dan kamar mandi.
Di depan rumah memiliki pagar dengan selokan kecil di sepanjang jalan. Selama selokan jembatan kecil ke rumah. Dan taman di depan bangunan kuil Hindu!
Meskipun banyak kesulitan, mereka mulai dari rumah ke rumah bibit Kendali Injil untuk menyebar. Mereka melaju ke desa-desa, di mana mereka berbicara dengan penduduk dan menanyakan apakah ada sakit. Itu sakit dengan doa dan Tuhan menyembuhkan mereka. Ini adalah pertama kalinya dalam cara ini Tuhan bekerja melalui mereka. Protestan setempat belum pernah mendengar penyembuhan dengan cara ini, tak satu pun dari pembaptisan melalui pencelupan, atau menerima Roh Kudus.
Banyak pasien ke rumah dengan borok di badan. Dengan lembar robek menjadi potongan-potongan untuk melayani sebagai sebuah link. Kemudian menjadi tahu bahwa dia menderita lepra, mereka semua disembuhkan. Ketika begitu banyak orang datang ke rumah penyembuhan dan penebusan, ini menimbulkan iritasi meningkat dengan penduduk setempat. Ini adalah rencana jahat para misionaris.
Orang Bali penduduk memberitahu siapa pun tentang rencana jahat mereka, tetapi mereka tidak bisa melaksanakan rumah untuk menyerang. Di lorong mereka melihat malaikat berdiri yaitu, Tuhan melindungi mereka.
Kerja misionaris itu reaksi kuat dari pendeta Hindu memimpin.
Hal ini mendorong pemerintah Belanda, karena takut kerusuhan budaya, para misionaris yang tinggal dan bekerja di Bali larangan. Seringkali mereka mengirim agen-agen dari dinas rahasia untuk perkembangan gereja di monitor, karena hal itu dianggap oleh kaum Bolshevik (Komunis) yang akan terkait. Agen ini senang bahwa cara ini mereka bisa mendengarkan Injil.
Tapi akhirnya keluarga itu Van Klaveren masih dalam waktu 3 hari tersisa Bali. Setelah sekitar 21 bulan untuk berada di Bali, meninggalkan Van Klaveren sebelum Natal 1922 sampai Singapura. Dan keluarga dari Pdt. Kornelius E. Groesbeek pergi ke Surabaya, Batavia
Groesbeek Cornelis meminta Tuhan untuk nasihat tentang operasi mereka di Indonesia. Selama berjalan-jalan di Surabaya, ia dibawa ke sebuah rumah besar di beranda seorang wanita Belanda Sat Percakapan dengan wanita mengungkapkan bahwa ia sedang sakit. Dalam mengundang kehadiran teman-teman, malam itu wanita itu sembuh selama layanan doa oleh Groes Beeks di rumahnya.
Beberapa hari kemudian mengundang wanita Groes Beeks keluar untuk menemaninya ke anaknya FG van Gessel di Cepu, 200 km sebelah timur Surabaya tinggal.
Hasil dari pertemuan ini adalah bahwa Groes Beeks, di rumah FG van Gessel di Cepu, mulai mengadakan pertemuan mingguan untuk sekitar 10 orang. Sebelum akhir tahun jumlah telah tumbuh menjadi sekitar 40 orang. Masyarakat terutama terdiri dari Belanda dan berbahasa Belanda Indo.
Rev F.G. van Gessel
George Frederick van Gessel lahir di Blitar, Jawa Timur, pada Desember 9, 1892.
Di Surabaya berbicara Rev Groesbeek Ny.Wijnen dengan Mrs Cornelius, yang telah menerima penyembuhan selama layanan. Mrs Wines menemani sepupunya ke Groes Beeks FG Van Gessel, yang tinggal 200 km sebelah timur kota Surabaya, di Cepu. Van Gessel berkenalan dengan Rev. Cornelius Groesbeek dan mengajarkan kepadanya lebih baik.
F.G. van Gessel mengundang Rev Groesbeek keluar selama dia ingin di rumahnya di Cepu untuk melanjutkan. Dalam periode ini menerima F.G. Gessel untuk meningkatkan pemahaman dan pendalaman dalam Injil. Pantekosta pesan diterima oleh-Nya dengan sukacita dan pada Januari 1923 datang kebaktian pertama di Deterdink Boulevard di Cepu, dengan kelompok sekitar 10 orang.
F.G. Van Gessel dan istrinya mengaku dosa mereka dan diterima sebagai Injil Sepenuh. Ia memenuhi panggilan Tuhan untuk melayani Dia, setelah visi Anak Domba Tuhan dan Yesus sebagai Mempelai Pria Surgawi, ketika ia membaca Wahyu 19:7 dan 21:9-10.
F.G. van Gessel meletakkan dibayar tinggi posisi (fl. 800, -) di Batavia Petroleum Company (Shell) ke bawah untuk sepenuhnya berbakti kepada Injil. Sebelum akhir tahun, sebenarnya jumlah pengunjung meningkat menjadi 50 orang. Masyarakat terutama terdiri dari Belanda dan berbahasa Belanda Indo.
Pentakosta kecil masyarakat di Cepu yang berat. Mereka mengejek dan difitnah. Diidentifikasi sebagai murtad dan menyesatkan. Pendeta Hoekendijk menekankan bahwa bahkan Kuat Community Pink Cepu, dan mukjizat yang terjadi, berasal dari Iblis!
Namun, oleh pekerjaan Tuhan yang luar biasa diperlukan waktu tiga bulan kemudian pada Maret 30, 1923 sebuah peristiwa besar bahwa salah satu tonggak pertama dalam sejarah Gereja Pantekosta di Indonesia akan. Benih Penuh Injil sejak Maret 1921 ditaburkan dengan air mata di Bali, mulai berbuah dengan air baptisan untuk pertama 13 orang ke Pasar Sore Square di Cepu. Baptisan ini dilakukan oleh Rev. Kornelius E. Groesbeek, yang dibantu oleh Rev. J. Thiessen, seorang misionaris dari Belanda. Di antara ini 13 itu F.G. dari Gessel dan istrinya, S.I.P. Lumoinding dan istrinya dan adiknya Frists Salem Lumoindong dan Agust Kops.
Antara tahun 1923-1928 dari gereja di Cepu tidak kurang dari 16 hamba Tuhan di mana pesan dari jemaat Pentakosta di Indonesia menyebar ke Sumatra, Jawa, Sulawesi dan Maluku. Di antara mereka: Rev F.G. Van Gessel, Rev. S.I.P. Lumoindong, Vicentie, Frists Salem Lumoindong, Pdt W. Mamahit, Hessel nogi Runkat, Effraim Lesnussa, RO Mangindaan, Arie Elnadus Siwi.
Maret 19, 1923 diciptakan dengan "Jemaat Pantekosta di Vereeniging
Hindia Belanda ", berlokasi di Bandung, dengan driver:
Ketua: Rev D.H.W. Weenink, Van Loon
Sekretaris: Rev Paul
Bendahara: Rev G. Menetes
Di luar papan adalah kepemimpinan rohani jemaat:
Rev F. G. Van Gessel
Rev Weenink, Van Loon
Rev F. Dari Abkoude
Rev D. Van Klaveren dan istrinya
Rev H. Horstman
Rev M. A. Alt
On March 30, 1923, badan memperoleh Keputusan Gubernur Hindia Belanda dan sedang on June 4, 1924 di Cipanas, Jawa Barat, seperti diakui denominasi. Pemerintah Hindia Belanda Pantekosta catatan resmi disebut "Gereja Pantekosta di Hindia Belanda". Masyarakat berkembang dengan cepat ke Surabaya di Jawa Timur, Sumatera Utara, Minahasa, Maluku dan Irian Jaya.
Gereja Bethel Temple pada tahun 1924 mengirimkan sebuah tenda besar, yang dapat digunakan untuk ibadah. Rev Groesbeek berkhotbah dalam bahasa Belanda dan ada orang yang menerjemahkan. Ada banyak orang diselamatkan dan dipenuhi dengan Roh Kudus. Mereka juga mulai belajar bahasa Indonesia. Bali Tuhan menyediakan orang-orang dalam khotbah-khotbah dari Pdt Groesbeck diterjemahkan. Jennie putrinya juga belajar setelah itu berbahasa Jawa.
Dari gereja kecil di Cepu sumber banyak kotamadya lain di bawah berbahasa Belanda bagian dari populasi dan dari Surabaya di bagian Indonesia.
Keluarga Groesbeek kembali ke rumah pada tahun 1926, kemudian untuk kembali ke pulau Jawa pada perjalanan kedua mereka pada bulan Agustus 1930 sampai Oktober 1938.
Rev F.G. Gessel di kota terlambat ke Cepu Rev. S.I.P. Lumoindong dan pergi ke Surabaya. Dia ingin memberikan studi Alkitab untuk pekerja muda. Banyak penginjil muda dari pesan Pantekosta pada tahun 1930 dibawa ke pulau-pulau lain, telah menghabiskan waktu di Alkitab Studies dari FG van Gessel.
Rev mulai tahun 1926. Nanlohy dengan banyak tantangan untuk pemberitaan Injil di Amahasa. Di Maluku pulau-pulau, mayoritas penduduk Kristen, tetapi kepercayaan ini sangat bercampur dengan agama-agama nenek moyang mereka. Na Rev Banyak orang lain Nanlohy Injil untuk membawa remote Maluku.
Untuk mulai Maret 1927 rev. Groeneveld, seorang pegawai pabean dari Balikpapan, Kalimantan Timur, seorang co. Dia rumah pertemuan. Perintis lain Kendali Injil di Kalimantan Selatan, adalah Rev Pattirajawane.
Rev Yonathan Itar adalah pelopor Injil sepenuh ke pulau Irian Jaya. Pelayanan-Nya begitu sukses saat ini terdapat lebih dari 350 gereja-gereja Pantekosta di Irian Jaya miliki. Ada juga Alkitab bagi orang-orang untuk menjadi hamba Tuhan.
Studi Tabernakel
1935 Setelah tiga hari Pacet puasa bersama di desa di pegunungan Jawa Timur, menerima Rev F.G. van Gessel, Yohanes 1:14 Tuhan. Di sini, dalam bahasa Belanda dengan kita bahwa Yesus "hidup", tetapi Gessel membaca kalimat ini seperti tidak pernah sebelumnya: Yesus bersama kita "getabernakeld.
Lebih wawasan ke dalam teks Yunani asli di bawah "skenoo dan latar belakang studi di tabernakel memberikan pemahaman yang lebih luas paragraf. Ia menerima janji Tuhan beberapa wahyu yang berlimpah.
Sejak saat itu mulai Rev F.G. Pengembangan Gessel tabernakel dari studi, ingin untuk memberikan pelayanan yang berfokus pada ajaran-ajaran tabernakel.
Perkembangan gereja dibutuhkan pelatihan yang baik. Oleh Rev W.W. Patterson pada Januari 1935 di JI. Embong Malang 63 Surabaya Barat, Jawa Timur, Belanda Indie Bybel Institut (NIBI) dibuka.
Dengan pecahnya Perang Dunia Kedua telah Rev W.W. Patterson kembali ke Amerika dan menjadi NIBI tertutup.
Tetapi Alkitab mengajar tumbuh oleh Gereja-Gereja Pantekosta. Pada tahun 1948 Rev datang. R.E. Edmondson dari Bethel Temple di Seattle di sekolah Alkitab di Lawang untuk membuka pada tahun 1949. Pada bulan September 1959 sekolah pindah ke Beji, Batu. Bangkitlah bahkan jika Alkitab 24 sekolah.
Dia dibantu oleh Rev. F.G. Gessel dan pelopor dari Bethel Temple Rev oa. H.N. Runkat, Rev W. Mamahit, yang berasal 15 sekolah Alkitab.
Gereja Pantekosta dan perpecahan
Pada tahun 1942 mengubah nama "The Pentakosta gereja di Hindia Belanda 'dalam Bahasa Indonesia untuk" Pent Kosta Gereja Di Indonesia "(atau GPdI).
Perkembangan gereja-gereja Pantekosta di Indonesia untuk melarikan diri bahkan perpecahan.
Ketidaksepakatan disebabkan oleh perbedaan-perbedaan dalam belajar:
a. Baptisan dalam nama Yesus Kristus, yang meliputi Trinitas, doktrin datang dari Amerika dan diberikan oleh Rev F.G. van Gessel.
b. ketidakpuasan dengan organisasi. Hak perempuan untuk memainkan peranan penting dalam gereja, atau hubungan antara gereja lokal dan organisasi pusat, seperti milik gereja, prestise atau kelompok etnis.
Beberapa dari mereka akhirnya menarik diri dari GPdI dan membentuk organisasi baru, berikut adalah penting:
1931 "Pantekosta Misi" (Gereja Utusan Pantekosta) dan "Kota Tuhan" (Gereja Sidang Jemaat Tuhan).
1932 "Gerakan Pantekosta" (atau "Gereja Gerakan Pantekosta").
1936 Sidang Jemaat Tuhan "(atau" Sidang-sidang Jemaat Tuhan ").
1941 "Gereja Pantekosta Sumatera Utara" (atau "GPdI Sinaga").
1946 "Buzzing Ling Kau Hwee" (atau "Gereja Isa Almasih" setelah 1957).
1948 "GPdI Siburian"
Juga Rev 1950. H.L. Senduk tidak dapat menerima otoritas GPdI pusat dan mulai denominasi "Bethelkerk Kendali Injil" (atau "Gereja Bethel Indonesia").
Beberapa anggota meninggalkan GPdI 1951 dan memulai "Gereja Sidang Jemaat Penta Kosta"
1952 Pada tanggal 21 Januari terpisah 22 pendahulunya, dan menemukan Gereja Bethel Injil Sepenuh "atau" Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS).
Walaupun pecah terjadi, mereka tetap bersatu dalam nama Pentakosta.
Ada juga berhasil inisiatif untuk menghubungkan masyarakat dan pandangan lagi.
Hal ini dicapai dengan penciptaan "Penta Kosta Kerjasama Seluruh Gereja Kristen Indonesia (DKGKPSI) dan Aliansi Penta Kosta Indonesia (PPI). Pada September 10, 1979 membubarkan kedua organisasi untuk bergabung ke dalam" Dewan penta Kosta Indonesia "(DPI). Pada tahun 1998 organisasi berubah kerjasama PGPI apa semua saat ini gereja-gereja Pantekosta karismatik seperti GPdI, GBI, GPI, GBT, GPPS, GTI, GGP, GBIS, GIA, dll memiliki 57 sinode / organisasi bersatu.
Meskipun divisi bertahan GPdI tetap merupakan gereja Pentakosta terbesar dengan lebih dari 2 juta anggota, ini adalah 10% dari semua orang Kristen di Indonesia.
Bethel Gereja Pantekosta di Indonesia
Rev F.G. van Gessel adalah seorang pemimpin spiritual dan berlokasi di Surabaya Rev H.L. Senduk adalah ketua organisasi bagian dari Jakarta. Sementara itu mulai F.G. Gessel peningkatan penekanan pada tabernakel, wawasan dia telah bekerja pada subjek dari tabernakel mengajar.
Rev daun pada 1954. F.G. Kendali Gessel dari Injil Bethelkerk "dan berangkat ke New Guinea, di sini ia mendirikan Bethel Gereja Pantekosta. Gereja di Surabaya ia memberikan kepada anak-Rev. C.J. Totaijs, yang telah melayani dengan setia dalam menyebarkan ajaran-ajarannya di New Guinea.
Rev W.H. Offiler meninggal pada umur 81 on September 29, 1957.
On June 21, 1958 Rev mati. F.G. van Gessel, setelah bekerja keluar semua buku-buku Alkitab dalam terang Doktrin Kemah Suci.
Karya ini adalah referensi untuk memahami Alkitab. Hal ini penting, dapat diukur dari pertumbuhan di setiap tempat di mana hal itu diajarkan di kepulauan Indonesia yang luas.
Menurut keinginannya, dengan putra-Rev. C.J. Totaijs, kotamadya di. Kotamadya ini dipimpin oleh Rev Surabaya. Dalam Juwono.
Sepuluh hari sebelum kematiannya, warisan dari studi tabernakel, untuk Rev. C.J. Totaijs ditransfer.
C. Munculnya Bethel Gerakan Pantekosta di Belanda.
1952 C.J.H. Theijs telah dengan F.G. van Gessel bekerja di Indonesia, ia mulai tahun ini dengan rapat.
1956 C.J.H. Theijs memberikan majalah "The Full Injil" di mana ia menyebarkan ajaran tabernakel.
1960 Sekitar saat ini mencari para pemimpin masyarakat yang berbeda bersama-sama dan dipimpin oleh CJH Theijs mulai Bethel Pentecostal Temple Fellowship.
1961 C. Totaijs datang ke Belanda.
1963 C.J.H. Daun Theijs Amerika ke sana sebagai seorang guru di sekolah Bethel Temple di Seattle untuk bekerja. Kepemimpinan Bethel Temple dipindahkan ke WA Hornung. Ketika Hornung meninggal setelah beberapa bulan, tidak ada kepemimpinan dan ada banyak kebingungan.
C. Totaijs didirikan di Bethel Gereja Pantekosta di Belanda, hal ini terjadi secara independen dari Bethel Temple sejak organisasi di tanah Sat C. Totaijs bekerja atas nama mendiang ayahnya dalam tabernakel studi untuk mempelajari pengantin wanita.
1965 Kendali Injil BethelKerk (VEBK) didirikan di Belanda. Organisasi ketiga Belanda dipulangkan India
1966 C.J.H. Theijs kembali setelah tiga tahun kembali dari Amerika dan mengambil komando dari Kuil Betel kembali pada dirinya sendiri.
Buku tahun 1979 "Tabernakel Penelitian" diterbitkan dari naskah FG van Gessel.
1980 C.J.H. Dari Theijs menutup pelayanan-Nya pada usia 78 dan pindah ke Spanyol 3 tahun kemudian di mana ia mati.
1984 D. Masak dari Alphen a / d Rijn mengambil Kepresidenan ke Candi Bethel Pentecostal Fellowship netherlands
1998 C. Totaijs meninggal.
2006 B. Thiel mati. (Juga putra br. FG van Gessel, pendeta dari Gereja Bethel Pantekosta Tilburg) br. dari Thiel telah mendirikan beberapa gereja-gereja di selatan Nedeland.
2008 D. Masak dari Alphen a / d Rijn, sampai saat ini Presiden BPTFN Sampai hari ini, persekutuan kami adalah bagian dari Bethel Fellowship International USA (sebelumnya Bethel candi Seatle). The Penta Kosta Gereja di Indonesia (Gereja Pantekosta di Indonesia) adalah organisasi saudari kita dengan lebih dari 12.000 gereja.
Sumber Entry:
• Sejarah Jemaat Pentakosta Indonesia.
• Sejarah 1920-1961, Inggrid M. Dotulong, I.P.R.F. Pomona - GPdIWorld.us, 2002
• Gereja Pantekosta Tabernakel Kristus Kasih, Malang - GPTKK.org
• Siapa evangelis tahu bahwa mereka adalah? Peta Injili Belanda - Dr Paulus N. van der Laan, 1996
• Belanda Statuta Gereja Bethel Pantekosta - Gereja Bethel Pantekosta Belanda, 1992
• Rev William Henry Offiler oleh W.W. Patterson - GPdIWorld.us, 1981
• Biografi F.G. van Gessel. • Biografi SIP.Lumoindong, • Biografi F.S.Lumoindong
• Sejarah 1920-1961, Inggrid M. Dotulong, I.P.R.F. Pomona - GPdIWorld.us, 2002
• Gereja Pantekosta Tabernakel Kristus Kasih, Malang - GPTKK.org
• Siapa evangelis tahu bahwa mereka adalah? Peta Injili Belanda - Dr Paulus N. van der Laan, 1996
• Belanda Statuta Gereja Bethel Pantekosta - Gereja Bethel Pantekosta Belanda, 1992
• Rev William Henry Offiler oleh W.W. Patterson - GPdIWorld.us, 1981
• Biografi F.G. van Gessel. • Biografi SIP.Lumoindong, • Biografi F.S.Lumoindong
• Asian Journal of Pentecostal Studies 4 / 1, 2001
• Sejarah Gereja Bethel Pantekosta Amsterdam / Voorburg
• Sejarah Gereja Bethel Pantekosta Amsterdam / Voorburg
Pelayanan kasih JEMAAT PENTAKOSTA INDONESIA
Pelayanan kasih JEMAAT PENTAKOSTA INDONESIA
Pelayanan yang memberi perhatian terhadap kebutuhan jasmani umat. Karena
gereja adalah orangnya bukan bangunan, maka yang terlebih penting
adalah pembangunan manusianya, jika jemaat secara jasmani kebutuhan
pokoknya terpenuhi maka ia akan lebih banyak waktu disediakan bagi hal
rohani dibandingkan yang sangat kekurangan.
Khotbah Yahshua (Jesus) pada lima ribu pria dewasa selama beberapa hari,
setelah melihat umat membutuhkan makanan, maka ia memberi penegasan
pada para rasul (pemimpin gereja) katanya : "Kamu HARUS memberi mereka
MAKAN" hal ini bukan hanya rohaniah tetapi secara ril Ia wujudkan dengan
pengadaan makanan roti jasmani. Yahshua memberi contoh dan Ia sebagai
guru yang mengajarkan kebenaran sebagai doktrin gereja yang seharusnya
diterapkan dalam gereja. Hal ini juga ternyata terus dipraktekkan para
rasul dalam gereja yang dipimpin mereka, hal ini dapat dilihat pada
kisah para rasul, dikatakan "jemaat tidak seorangpun berkurangan" bahkan
selanjutnya disebutkan karena perhatian hal kebutuhan jasmani menjadi
bagian tugas gereja maka diangkatlah 7 diaken untuk menangani khusus hal
ini.
Pelayanan sosial menjadi tanggung jawab gereja, bukan hanya dikerjakan
setahun sekali tapi menjadi salah satu tugas utama. Pelayanan perawatan
orang sakit, penyediaan sembako, pakaian, rumah bahkan pekerjaan jemaat
seharusnya gereja dapat memberikan solusi.
Hal ini yang menjadi dasar dan praktek pelayanan Jemaat Pentakosta
Indonesia dalam melayani umat.
Selamat berjuang para pahlawan Yahweh.
Weshalom
Cohen JPI
Langganan:
Komentar (Atom)
Link ke posting ini